TARGET: BUMI.
Seiring perkembangan jaman,
teknologi semakin maju. Manusia dapat bertemu dengan alien, berinteraksi, dan
bahkan berteman dengan mereka. Ada banyak orang yang memiliki salem (sahabat
alien), bukan lagi sapen (sahabat pena). Badan-badan intergalaksi juga mulai
dibentuk. Namun, tetap saja, ada beberapa planet jahat yang ingin menghancurkan
kebersamaan ini dan mendominasi galaksi.
Selama ini, OPPP (Organisasi
Penyelamat Planet) telah mendeteksi adanya keberadaan sejumlah sampah yang
banyak dari suatu tempat. Tempat itu bernama bumi. Kapten Higi, ketua OPPP,
memutuskan untuk menghancurkan planet Bumi karena menurut mereka, Bumi sudah
tidak mungkin lagi diselamatkan dari sampah.
Untungnya
Cili, anak kapten Higi, sempat mendengarkan pembicaraan ayahnya. Cili terkejut.
Ia juga memiliki teman di bumi. Ia tidak ingin bumi dihancurkan. Ia memutuskan
untuk memberitahu Rayla temannya. Tak lama kemudian, Rayla sudah menerima pesan
Cili. Rayla sebagai makhluk bumi juga tak kalah terkejut. Bahkan ada sebersit
rasa malu dihatinya. Namun apa yang dapat ia lakukan? Mustahil rasanya
menyadarkan seluruh manusia Bumi akan besarnya bahaya yang mengancam mereka.
Namun Rayla
bukanlah orang yang mudah menyerah. Ia tidak ingin berdiam diri begitu mengetahui
apa yang akan menimpa bumi. Esoknya ketika bersekolah, Rayla bercerita kepada
teman-temannya tentang keadaan bumi saat ini dan bahaya yang akan menimpa
mereka bila mereka tidak segera bertindak. Rayla sengaja menyebarkan berita ini
karena ia tahu, ada banyak teman sekolahnya yang juga memiliki salem. Awalnya
semuanya kaget, dan tak butuh waktu lama bagi kabar tersebut untuk menyebar ke
seluruh sekolah.
Setelah
itu, kepala sekolah memanggil Rayla untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi.
Rayla menceritakan semua rencana OPPP dengan cermat. Ia juga mengusulkan cara
menyebarkan berita ini dengan cepat agar semua orang dapat bertindak.
Kepala
sekolah bergerak cepat. Murid-murid yang memiliki salem, semuanya bercerita
tentang keadaan bumi sekarang dam meminta bantuan kepada planet luar. Kepala
sekolah mengirimkan surat darurat ke pemerintah, dan memohon agar berita ini
disebarkan seluas-luasnya.
Tak
butuh waktu lama agar semuanya tersebar. Dengan kecanggihan teknologi jaman
sekarang, semuanya serba instan dan cepat. Mungkin beberapa berita agak
melenceng ceritanya, namun semuanya dapat memahami intinya: Bumi dalam masalah.
Hari itu
juga, presiden-presiden di seluruh dunia berkumpul dan membicarakan masalah
ini. Tentu saja “berkumpul” yang dimaksud adalah berkumpul lewat skpe. Hasil
rapat memutuskan bahwa dalam jangka waktu secepatnya, seriap orang melakukan
gerakan hijau.
Jadi,
bumi dipisah berdasarkan negara. Ada negara yang bertugas membersihkan bumi,
ada juga yang bertugas melakukan penghijauan terhadap bumi.
Semuanya harus merasakan kembali hidup di
jaman dulu dimana teknologi canggih belum ada. Yang dibolehkan hanyalah laptop
dan komputer,sehingga jalan-jalan tidak lagi padat oleh mobil, melainkan oleh
orang-orang yang sibuk lalu-lalang dijalan dan naik sepeda.
Semuanya
juga bergotong royong membersihkan sampah yang telah menumpuk sekian lama
karena sibuk dengan urusan masing-masing dirumah. Saling mengenal tetangga
lebih dekat, belajar cara mendaur ulang bersama, dan juga tidak tampak lagi
perbedaan status yang dulu sangat mencolok karena yang kaya harus belajar hidup
sederhana dari yang miskin.
Semua
bekerjasama dengan sangat baik, semangat yang dulu hilang kini kembali. Rayla
dan teman-temannya juga berusaha sebaik mungkin dan tetap berhubungan dengan
salem mereka masing-masing. Hingga pada akhirnya, bumi berhasil hijau kembali
dan untuk mencegah hal ini terjadi kembali, diciptakanlah “Green World
Foundation” atau biasa disebut GWF, yang pemimpinnya dipilih satu dari setiap
negara, sehingga kedamaian tetap terjaga selamanya.
-Selesai-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar