Rabu, 18 April 2012

Cerbung - New Year, New Start! ~ By Nicks part 2

Rafa, Thanks editannya!
Untuk semua pembaca, bagi yang belom baca Part 1, segera baca ya! Hehehe =]
Best Regards, Nixie

PART 2

By Nicks


WELCOME AND ENJOY THE PARTY!


Tak ayal Thalia kagum dengan pelaksana pesta ini. Kata-kata tersebut dihias dengan bordiran yang sangat menarik, dan Thalia berani bersumpah itu dibuat dengan tulisan tangan, dihias dengan sangat detail dan teliti dan ditempel dengan uniknya di depan pintu masuk rumah tersebut.

“Kreatif banget,” pujinya pelan.

Padahal kata Jess yang bikin pesta ini cowok. Zaman sekarang jarang banget, kan, ada cowok yang begitu rajin, bikin signsebagus itu buat sebuah pesta tahun baru. Boro-boro mikirin letak posternya, sebagian besar cowok bahkan tidak mungkin berpikir untuk membuat poster sama sekali.
"Tha, jadi masuk ga? Kalo lama gua tinggalin, lho." Jessica mengingatkan seraya menggoyangkan tangan tepat di depan wajah Thalia yang masih terkagum-kagum dengan welcomesign tersebut. ‘Heran, ini anak jangan-jangan nggak pernah lihat poster. Makanya, begitu lihat satu, langsung dikagumi habis-habisan begitu.’ Pikir Jessica heran.


"Iya, sori. Lu bareng gua dong jalannya. Jangan ninggalin.” Segera, Thalia kembali menatap sahabatnya itu dengan seulas senyum. Senyum tulus pertamanya sepanjang hari ini.


“Eh Jes, lu bilang yang ngadain pestanya cowok, kan? Keren amat dia bikin poster begitu. Jarang-jarang loh ada cowok serajin itu." Thalia berkata kagum.


"Kata Ferry sih anaknya emang perhatian banget sama orang lain. That's why this party is so cool. Udah dia rencanain sejak tahun lalu, lho! Ferry aja kagum sama dia. Udah perhatian, tajir, pinter, rendah hati pula. Oh iya Tha, namanya Alvian. Leonardo Thomas Alvianto. Keren, ya? Anaknya juga lumayan cakep, lho!"


"Fer! OMG I miss you so much!" Jawab Jessica dengan tak kalah dramatisnya

sambil berlari memeluk pacarnya. Thalia bersalaman sebentar dengan Ferry lalu mengganguk sopan ke arah Alvian. ‘Memang, Jess dan Ferry adalah pasangan yang cocok,’ batinnya. Pikirannya mulai melayang lagi ke arah Gerald. Senyumnya, tawanya, dan sikap yang membuatnya merasa ditemani dan selalu aman.

Penjelasan singkat dan padat Jessica itu membuat Thalia tersenyum kecil. ‘Alvian? Unik banget namanya. Gimana orangnya yah? Cakep? Ah, I can't wait to see him.’ Batin Thalia sambil tersenyum penuh khayal.



Coba Gerald ga putus sama gue... Coba Gerald ada disini sama gue...’Batin Thalia sedih.


"Thalia?" Sebuah suara yang tenang memecah pikirannya. "Sori ganggu, tapi sebaiknya kita tinggalin mereka." Katanya seraya menunjuk Ferry dan Jessica yang sedang sibuk dengan dunia mereka. “Oh, eh...” Thalia gelagapan, tapi akhirnya mengangguk.

“Hayo, lagi bengong, ya...” goda Alvian.
Thalia menunduk malu.

"Ikutin gua,deh. Yuk!" Alvian mengulurkan tangannya. Thalia nggak mau nyasar dirumah yang besar ini, maka menerima genggaman Alvian dan mengikuti cowok itu.
Gerald.

Tiba-tiba saja ketika sedang mengikuti Alvian, Thalia melihat orang tersebut. Walaupun Gerald sedang menghadap ke belakang, Thalia yakin sekali itu dia. Bahkan ia bisa menebak dari gerak tubuh cowok itubahwa Gerald sedang tertawa. Saat itu ia merasa semua bagian tubuhnya berhenti bekerja dan hanya dapat menatap terpaku pada satu sosok itu. Semua kenangan kembali berputar di kepalanya.

Gerald yang malu-malu ketika menembaknya, Gerald yang tertawa riang ketika bercanda, Gerald dengan raut mukanya yang lucu ketika ia sedangkebingungan, Geraldnya yang penyayang, Geraldnya yang perhatian, sampai ketika ia menyatakan tidak bisa bersama Thalia lagi. Geraldnya yang ...dulu.

Tak terasa sebutir airmata jatuh di pipi Thalia. Thalia cepat-cepat menghapusnya sebelum dilihat oleh orang-orang dipesta tersebut. Namun ketika ia baru saja melakukannya, serombongan tamu yang sedang terburu-buru berjalan kearahnya.

Nyaris saja mereka menabrak Thalia hingga jatuh... kalau saja tubuhnya tidak segera ditarik oleh tangan Alvian yang kokoh.

“Lu nggak apa-apa?” Wajah Alvian tampak cemas, mata hitam cowok itu sarat dengan kekhawatiran. Saat itu juga, Thalia sadar bahwa menatap mata Alvian dapat mendatangkan ketenangan baginya.
Raut muka Thalia masih shock bahkan sampai Alvian melepaskan cekalannya dan menatap Thalia cemas.

"Tha? You okay?" tanyanya hati-hati. Meskipun sekilas dan tak yakin, Alvian sempat melihat Thalia mengusap matanya. Entah kelilipan atau... menangis?

Thalia mengangguk pelan. Ia sempat menatap sosok Gerald sekilas, menghilang di balik kerumunan. 'Dia sudah pergi,' desahnya.

Meskipun Thalia berkata ia tidak apa-apa, Alvian yakin sekali sesuatu terjadi pada gadis itu. Sejak awal Thalia datang dan memperhatikan poster buatannya, Alvian sudah tertarik pada cewek itu. Ketika ia melihat Thalia tertawa bersama Jessica, ia terpesona dengan wajahnya yang menggemaskan. Dan sekarang melihat cewek itu menerawang dengan tatapan kosong, ada sesuatu di hatinya yang membuatnya merasa ingin menghiburnya, mengembalikan pancaran hangat tawanya kepada wajah manis anak itu.

Dengan perlahan namun tegas, ia menarik pergelangan tangan cewek tersebut.

"Jangan bengong lagi, ya. Mulai sekarang lu jalan disamping gue aja." Alvian merangkul Thalia dengan lembut. Tiba-tiba ia tersenyum nakal. "Apa lo perlu gua gendong sekalian?" tanyanya lucu.

Muka Thalia kontan blushing. Ia menggeleng keras-keras. ‘Emang raut muka gue segitu menderitanya ya?’ tanyanya kepada sendiri dalam hati.

Namun dengan patuh ia mengikuti Alvian dan Alvian membuktikan ucapannya. Thalia nyaris ditabrak lagi, kali ini oleh beberapa anak kecil yang sedang berlalri dengan semangat. Mungkin adik dari teman-teman Alvian.  Thalia sudah akan terjatuh ke lantai, namun dengan cepat Alvian menarik Thalia ke dalam pelukannya, merangkul gadis itu lebih erat dari sebelumnya.

“Ciee, Alvian!!” Celetuk seseorang dari sisi kanan mereka. Thalia tidak mengenal orang itu, tapi ia yakin bahwa anak itu cukup akrab dengan Alvian. Gerak tubuh Alvian saat menghadapinya menunjukkan hal itu.

“Siapa tuh?? Kok lu ga pernah cerita sih?” Timpal seseorang yang tiba-tiba muncul di sebelah anak tadi.

“Cewek dadakan, ya?”  Tambah si penceletuk tadi.
“Ah, lebay lo semua! Ini Thalia,  temen baiknya Jessica. Kenalin, Tha. Yang ‘cie-cie’ lebay itu Aldy, sedangkan di sebelahnya itu Vito.”

“Kapan nikah?” Ledek Vito lagi.
Muka Thalia menjadi semerah tomat mendengar ledekan dari kedua teman Alvian itu. Tanpa sadar ia mendekatkan dirinya pada Alvian, seakan-akan mencari perlindungan dari cowok tersebut. Namun Alvian dengan PD-nya berkata, “Dia calon cewek gue... Belom kepikiran untuk nikah, kok. Hehehe.”

Thalia sudah menunduk sedalam-dalamnya, pasrah dalam rangkulan Alvian. Parahnya lagi, Thalia yakin sekali, bahwa Gerald ada di antara kerumunan yang mencecar Alvian. Sudah pasti, cowok itu mendengar apa yang dikatakan Alvian barusan. Entah apa reaksi Gerald saat ini...
       



BERSAMBUNG...

Rabu, 11 April 2012

Cerbung ~ Bantuan yang Tulus - PART 1

Devin, my penpal
Thanks for those chats! ^_^
Jordyann, sang pemusik,
tempat VIP selalu ada untukmu!
Nixie, ayo kembalilah menulis!
DM, kuharap aku bisa mengenalmu.


Bantuan yang Tulus
by Rafa




Pernahkah kamu merasa kesal pada seseorang sehingga tidak memberinya kesempatan untuk menjadi temanmu?~ Lenny


Saat bel istirahat baru saja berbunyi, aku langsung menghabiskan makananku dan membaca buku milik saudaraku yang belum sempat kuselesaikan kemarin.


Saat sedang seru-serunya membaca...

“Woi,“ Sapa sebuah suara cempreng dengan gaya yang amat menyebalkan.

Aku melengos dan menekuni kembali bacaanku.

Sebuah tangan menjauhkan buku yang sedang kubaca itu beberapa senti.

“Hei!” Seruku, kesal karena kegiatanku terganggu. Aku mendongak, untuk mengidentifikasi siapa pelakunya.

Ahh, Devin. Seperti yang kuduga. Benar-benar deh, anak itu.

“Baca tuh jangan deket-deket! Nanti minus baru tau rasa, lho!” sahutnya sok.

Aku mendesah. “Jangan ganggu gue lagi, Dev.” Ujarku malas.

“Eh, siapa juga yang gangguin lo?” jawab Devin sambil berkacak pinggang.

Ih, kurang ajar sekali gayanya. Ah, sebaiknya kuabaikan saja.

“Dasar gak tau terima kasih.” Gerutu Devin keras-keras, sambil berlalu begitu saja dari hadapanku.

Aaargh, itu bukan yang pertama kalinya dia menggangguku. Bahkan, setiap hari dia menggangguku. Memang apa susahnya sih, berlaku biasa saja seperti anak-anak lain?

“Kenapa, Len? Mikirin Devin ya?” goda Siska, teman sebangkuku.

“Ih, ngapain mikirin dia. Kayak nggak ada yang lebih penting aja.” Sanggahku, dengan kebohongan yang telak.

“Eh, tapi nggak mungkin kalo lo nggak pernah mikirin dia. Orang tiap hari dia lewat di depan lo gitu.” Sahut Siska sambil menerawang perbuatan Devin.

“Alaaah, Sis, buang-buang waktu tau berurusan sama dia. Lagian dia tuh lewat di depan gue cuma buat ngeledek doang. Apanya, sih, yang pantes dipikirin?” Kataku kesal sambil memutar bola mata.

“Yee... Kali aja dia suka sama lo. Biasanya cowok kan capernya gitu.” Teori Siska yang gombal abs itu dengan sukses kubalas dengan jitakan di kepalanya.

“Kurang ajar lo, mau ikutan ngeledek gue?! Mimpi apa lo semalem, sampe bisa ngomong nonsense kayak gini?” Aku memberengut. Bukuku yang belum selesai kubaca itu langsung kututup, pertanda aku terganggu.

“Aduh, ampun Len! Kok gue dijitak, sih? Kan Cuma ngira-ngira doang... Galak bener lo.” Siska memelas sambil mengusap puncak kepalanya.

“Makanya, jangan ngomong sembarangan, dong!” Aku menggerutu.

Bersambung...

Kamis, 05 April 2012

Sophie Maya Dan Dunia Imajinasinya ~ Duania Pungky Pingky

Sinopsis :


Kehidupan Rinka yang kacau semakin kacau sejak kedatangan Reno, cowok yang mengaku-aku sebagai Mister Cupid. Hhhh... Rinka jadi stres berat! Apalagi dengan seenaknya Reno ngedaftar jadi sepupu Rinka. Lho? Kok bisa?

Reno, Mister Cupid yang mendapat hukuman dari dewa agung untuk menembakkan panah asmara pun mrmilih Rinka. Reno menerapkan jurus-jurus jitu agar cowok yang ditaksir Rinka kesengsem pada Rinka, supaya Rinka bisa soulmate-an dengan cowok yang dia sukai. Tapi sayangnya, semua jurus itu selalu saja... gagal total!!! Duh... Malangnya.

Nah, gimana akhir kisah cinta Rinka? Apakah Rinka berhasil mendapatkan soulmate-nya? Siapa Soulmate Rinka? Mau tahu?

Temui jawabannya di Duania Punkgy Pingky!

... Review ...

Ya! Manusia memang pandai sekali mencintai, dan mudah sekali untuk dicintai. Begitu juga dengan Rinka si 'manusia' yang dipilih sebagai korban A.K.A kawan yang harus ber-stres ria menemani si Mister Cupid yang sedang menjalani hukuman.

Novel Remaja karya Sophie Maya ini memotivasi kita untuk lebih memahami apa arti cinta sebenarnya. Terutama arti dari cinta sejati. Novel ini juga mengajarkan betapa kuatnya yang dinamakan CINTA itu,  yang bahkan dapat membuat makhluk yang seharusnya tidak boleh memahami perasaan cinta dapat merasakan dan takluk akan kekuatannya. Sebagai  manusia, kita harus bersyukur bahwa dunia ( ehem, atau duania) kita  itu penuh dengan cinta.

Kisah remaja yang dibumbui sedikit fantasi ini benar-benar mencerminkan kehidupan seru yang menyenangkan. Buku ini bisa mengubah pandangan sesseorang, terutama remaja, akan betapa beruntungnya kehidupan mereka. Dan lagi-lagi, ini semua karena Cinta hadir dalam kehidupan kita sehari-hari.

Mau tahu keajaiban dalam Duania Pungki Pingky? Jelajahilah sendiri dan temukan rahasianya!

*PS : Terima kasih banyak untuk Perpustakaan SMP-SMA Santa Laurensia!