Kamis, 23 Juni 2011

Unicorn, Bicorn, Tricorn ~ The Magical Horses

*Unicorn itu selalu berwarna perak dengan warna pendar yang berbeda satu sama lain (Milik Arnaraz warna pendarnya biru langit. Namanya Arvine. Perempuan.) Darah binatang ini dapat menghidupkan kembali makhluk yang sudah mati dengan cara meminumkannya ke tubuh makhluk tersebut. Namun Unicorn harus bersedia secara penuh mengorbankan darahnya, bila tidak, pembunuh (atau peminum darah) Unicorn ini akan terkutuk untuk hidup dalam bayang-bayang kegelapan selamanya.
**Bicorn berwarna seperti kuda biasa dengan pendar pelangi keemasan. Biasanya sulit ditemukan. Tanduk Bicorn biasanya digunakan dalam ramuan-ramuan penangkal racun. Sama seperti Tricorn, kehilangan tanduk juga dapat melemahkan bahkan menghilangkan kekuatan magis yang dimiliki Bicorn. Bedanya, tanduk Bicorn dapat digunakan dalam segala kondisi dan dapat diambil secara paksa. Maka populasi Bicorn tidak sebanyak Unicorn dan Tricorn karena banyak yang membunuh Bicorn dan mengincar tanduknya.
***Tricorn berwarna emas dengan pendar keperakan. Tanduk mereka memiliki khasiat obat yang luar biasa yang takkan pernah pudar. Caranya, tinggal menyentuhkan ujung tanduk Tricorn ke atas luka penderita.
Tetapi tanduk Tricon harus diambil berdasarkan kesediaan sang Tricorn. Bila tidak disertai kesediaan Tricorn tersebut, tanduk itu tidak akan ada gunanya. Pengaruh magisnya pun lenyap.
Kehilangan tanduk mereka dapat mengurangi, bahkan melenyapkan kekuatan magis Tricorn. Jika kekuatannya memudar, warna tubuh Tricorn juga akan memucat dan berubah menjadi putih-keemasan. Bila kekuatan magisnya lenyap sama sekali, Tricorn tidak dapat hidup lagi.

Jumat, 17 Juni 2011

Arnaraz ~ the Ranger of the West

Nama lengkap : Arnaraz Varthaija

Nama panggilan : Arnaraz, Araz

Klan: Aranchais - The Western Rangers ( baca : ARANKHA)

Tempat Tinggal : pedalaman Hutan Salva-Enduurm

Ciri-ciri:
- Berambut sebahu, hitam, dan kusut tak terawat
-Wajahnya kotor, dan sorot matanya tajam
-Berkulit sawo matang, mendekati putih 
-Memakai pakaian perang yang lentur sebagai pakaian sehari-hari
(Baju panjang dari jalinan rantai besi, rompi cokelat berbahan kasar, jubah hitam bertudung, sepatu bot hitam, sarung tangan cokelat tua (pada tangan kanan saja), celana kulit tebal kasar berwarna hitam, ikat pinggang hitam dengan banyak pengait tajam dan besi kasar pada salah satu ujungnya)
-Selalu menyandang tabung penuh anak panah dan busur kayu tua dengan ukiran halus dan menawan
-Selalu menyandang pedang berukuran sedang dan pisau kecil

Bahasa yang digunakan: Bahasa Aranch ( baca: bahasa ARANDH )

Pribadi:
-Pendiam
-Lebih suka hidup menyendiri
-Fisiknya tidak sekuat klan GarreƔn ataupun klan Draiala
-Tertarik pada dunia memanah dan mata-mata
-Tingkat Agresivitas : Sedang
-Tingkat Toleransi dan Solidaritas : Tinggi

Kemampuan:
-Indera penglihatannya amat tajam, sehingga dapat melihat dengan jelas hampir di segala situasi
-Pemanah yang amat sangat hebat
-Dapat bergerak kesana-kemari tanpa menimbulkan suara sedikitpun
-Menggunakan sumpit, membuat racun (untuk panah), dan membuat penangkal racun
-Bermain seruling

Minggu, 12 Juni 2011

Fauzi sang pengarang cilik

Argh. Melihat karya pertama Fauzi di serial Fantasteen ini benar-benar bikin perasaan saya campur aduk!!!

Judulnya Unfinished Journal. Dan buku ini menceritakan tentang keadaan bumi, khusunya Bandung, Indonesia, tempat Fauzi tinggal dan berkarya. Buku ini adalah buku kedua karangan dia yang baru aja kemarin saya beli dan barusan selesai dibaca. Aish. Menyedihkan dan mengenaskan sekali ceritanya.

Memang, anak remaja yang berumur 16 tahun itu itu memiliki imajinasi yang keren, dan bahkan menurut saya mendekati aneh. Tapi justru karena aneh itu karya-karya dia jadi menarik.
Saya jadi ingat dengan novel karangan dia yang pertama kali saya baca, yang dirilis waktu dia umur 9 (kelas 4 SD) oleh penerbit Dar!Mizan (waktu itu termasuk karya anak-anak) yang judulnya Petualangan Arkha. Yang pertama ada di pikiran waktu itu adalah... Gila, kok bisa yah anak umur 9 kayak dia itu mengarang tentang pahlawan yang rumit seperti ini? Hehehe. Habis buku-buku lain dari penerbit ini yang saya beli (yang kebanyakan dikarang oleh anak-anak cewek) itu bergenre kehidupan, semacam novel gitu, tapi kisah kehidupannya ya tentang anak-anak.

Sayangnya, ada satu kritik nih buat Fauzi. Editan ceritanya kurang memadai. Jadi ada beberapa kata dan tata bahasa yang masih kurang tepat. Nah, ini dia nih yang paling mengganggu saya saat membaca karangan Fauzi!!! Arrgh! padahal ceritanya lagi seru-serunya! >_<!

Nah, matangkan lagi yah penulisanmu, Fauzi! pembaca karyamu akan selalu mendukungmu. Bintang tiga buat karya-karyamu dari aku! :)